Minggu, 08 Januari 2012

KONTROVERSI PUYER


KONTROVERSI PUYER
Akhir- akhir ini perdebatan mengenai penggunaan puyer bagi anak-anak mengemuka. Bahkan salah satu televise swasta di Indonesia terus menampilkan penggunaan puyer bagi anak-anak. Baik pihak yang pro maupun kontra memiliki argumentasi masing-masing.
Menurut Prof.Dr.dr.Rianto Setiabudi, Sp.Fk dari Farmakologi FK-UI, pemberian resep racikan (puyer) diluar negeri saat ini hanya tinggal 1%. Sementara di Indonesia, resep puyer untuk anak masih sering sekali dijumpai. Dalam satu hari, apotek disalah satu rumah sakit swasta di Tangerang bisa membuat rata-rata 130 resep puyer.
Peresepan obat puyer untuk anak Indonesia sangat sering dilakukan karena beberapa factor :
a.      Dosis obat dapat disesuaikan dengan berat badan anak secara lebih tepat.
b.      Biayanya bisa ditekankan menjadi lebih murah
c.       Obat yang diserahkan kepada pasien hanya satu macam, walaupun mengandung banyak komponen.
Lebih lanjut Prof.Dr.dr.Rianto Setiabudi, Sp.FK mengungkapkan bahwa peresepan obat puyer membawa resiko untuk pasien dan pelbagai dampak negative lainya. Di Negara maju, praktik ini sudah sangat berkurang karena:
a.      Kemungkinan kesalahan manusia dalam pembuatan obat racik puyer ini tidak dapat diabaikan, misalnya kesalahan menimbang obat, atau membagi puyer dalam porsi-pori yang tidak sama besar. Control kualitas sulit sekali dapat dilaksanakan untuk membuat obat racikan ini.
b.      Stabilitas obat tertentu yang dapat menurun bila bentuk aslinya digerus, misalnya bentuk tablet salut selaput (film coated), tablet salut selaput (entric coanted), atau obat yang tidak stabil (misalnya asam klavulant) dan obat yang  higroskopis (misalnya preparat yang mengandung enzim pencernaan).
c.       Toksisitas obat dapat meningkat, misalnya preparat lepas lambat bila digerus akan kehilangan sifat lepas lambatnya.
d.      Waktu penyediaan obat lebih lama. Rata-rata diperlukan 10 menit untuk racikan kapsul, sedangkan untuk mengambil obat yabg sudah jadi hanya perlu kurang dari 1 menit. Kelambatan ini berpengaruh terhadap tingkat kepuasan pasien terhadap layanan di apotek.
e.      Efektivitas obat dapat berkurang karena sebagian obat akan menempel pada blender/mortar dan pembunkus. Hal ini terutama terjadi pada obat-obat yang dibutuhkan dalam jumlah kecil, misalnya puyer yang mengandung klopromazin.
f.        Pembuatan obat puyer menyebabkan pencernaan lingkungan yang kronis dibagian farmasi akibat bubuk obat yang beterbangan ke sekitarnya. Hal ini dapat merusak kesehatan petugas setempat.
g.      Obat racikan puyer tidak dapat dibuat dengan tingkat higienis yang tinggi sebagaimana halnya obat yang dibuat pabrik karena kontaminasi yang tak terhindarkan pada waktu pembuatannya.
h.      Pembuatan obat racikan puyer membutuhkan biaya lebih mahal karena menggunakan jam kerja tenaga dibagian farmasi sehingga asumsi bahwa harganya akan lebih murah belum tentu tercapai
i.        Dokter yang menulis resep sering kurang mengetahui adanya obat sulit dibuat puyer ( diffuclt-to compound drugs) misalnya preparat enzim.
j.        Peresepan obat racik puyer meningkatkan kecendrugan penggunaan obat polifarmasi tidak mudah diketehaui oleh pasien.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar